cerpen leilla : ai

'jangan tertidur, din, buka matamu'
dinda tersenyum. kasihan sam, sudah seharian ia tak beranjak dari tempatnya.

'aku letih, sam.'
'kau tidak boleh tertidur. buka matamu. ada aku di sini.' mata sam mulai sayu.
dinda tau sam juga sama letihnya dengannya.
'kau belum dengar cerita soal hamster andien kan? belum genap seminggu sudah ada anak hamster lagi di kandangnya. warnanya co...'

yayaa, aku sudah dengar cerita itu ratusan kali.
ibu dan andien yang memberitahuku.  
aku lelah, sam. rasanya tak sanggup lagi. biarkan aku tertidur sejenak.

'lihat, ini foto hamster andien. coklat putih warnanya. kau bisa lihat itu kan?' sam menunjukkan kamera sakunya. hamster andien memang sangat lucu dan menggemaskan. sam terkekeh melihatnya.

'kau tahu..' sam menoleh.
tak ada respon. dinda menutup mata.
 'dinda.'
'jangan bercanda, buka matamu!'
'dinda!' suara sam terdengar panik.
'demi Tuhan, din, bangun!'
'suster!!'


epilog

sam terpekur di depan tanah makam dinda.
teman, sahabat, istri, yang benar-benar dicintainya.
entah apa jadinya hidup ini bila tidak ada dinda. belahan jiwanya. 
tak ada gunanya lagi.

'hujan, sam, ayo pulang.' ibu menggamit lengannya.
'ibu pulang duluan, aku sebentar menyusul.'
rombongan keluarga bergegas pergi.
hanya marwan, supir ayah, yang masih setia menemani. 

tinggal kau dan aku, din..
 
sam berurai air mata. tak pernah disangkanya bahwa dinda akan pergi meninggalkannya secepat ini.
ia sangat kecewa. pada Tuhan, dinda, bahkan pada dirinya sendiri.

tunggu aku, din. kau tidak boleh berada di sana sendiri.

berat hati sam melangkah pergi. rasa sesak di dadanya membuatnya ingin berteriak.
menangis sekeras-kerasnya dan bertanya,  
mengapa Tuhan, mengapa Kau ambil dia dariku? salah apakah aku padaMu? 

gerimis sudah berganti menjadi hujan.
di luar tanah pemakaman jalanan masih tetap sibuk.
sam terus berjalan.
semakin lama semakin cepat.
semakin cepat ia berlari melewati marwan dan kerumunan banyak orang.

itu, dinda!

'mas sam, awaaasss!!'
dari arah utara melaju sebuah sedan merah.

terlambat.
marwan tertegun melihat sang tuan terjatuh bermandikan darah.
sam tergeletak tak bergerak.
tak ada rasa sakit tergambar di wajahnya.

marwan heran, di wajah sam terukir senyum bahagia.


tunggu aku, din. jangan kemana-mana. kau tak boleh sendirian di sana!
(hari ini, dari sam untuk dinda)

cintai aku kemarin, hari ini, nanti, dan di kehidupan yang akan datang
(7tahun lalu, dari dinda untuk sam)



Komentar